Menanggapi berita di Suara Merdeka, 13 Juli 2011, berkaitan dengan siswi SD (Lia Derania) yang tidak bisa sekolah gara-gara nunggak SPP, merupakan sebuah ironi di dunia pendidikan kita. Kami Komunitas Cah Semarang merasa terpanggil untuk membantu Adik Lia dalam menuntaskan masalah biaya SPP tersebut.
Kami sudah mendatangi rumah Bapak Budi Sarwono di daerah Kelud dan berusaha membantu permasalahan yang dihadapi keluarga tersebut. Khususnya yang menyangkut pendidikan dari Adik Lia Derania, karena bagaimanapun sebagai sesama warga Kota Semarang dan sebagai wujud kepedulian kami dari Komunitas Cah Semarang, ingin meringankan beban dari keluarga Bp Budi Sarwono dengan menutup tunggakan biaya SPP yang harus dibayarkan ke pihak sekolah, sehingga Lia bisa sekolah kembali.
Kami berpendapat, pendidikan adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa-bangsa ada di dunia. Majunya sebuah bangsa akan ditentukan seberapa berpendidikan rakyatnya. Pendidikan menjadi modal dasar untuk berkembang dalam hal apa pun. Munculnya peradaban baru dan dunia akan ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
Melihat kejadian tersebut kami dari Komunitas Cah Semarang juga sudah mendatangi sekolah Lia dan bertemu dengan kepala Sekolah Al Huda dan perwakilan Yayasan Al Huda dengan maksud menyelesaikan tunggakan SPP Lia dan membantu biaya SPP sampai yang bersangkutan lulus sekolah. Namun melihat perkembangan yang ada serta diskusi kami dengan pihak yayasan dan sekolah, pada dasarnya sangat menghargai niat kami untuk membantu, namun karena Lia sudah mendapatkan bantuan dari pihak lain, yayasan menyarankan agar bantuan diserahkan kepada ‘’Lia-Lia’’ yang lain dan jumlahnya banyak. Bahkan ada juga siswa yang sebenarnya berpotensi namun berhenti sekolah gara-gara tak punya biaya.
Kami menilai fenomena itu adalah tragedi, dan memandang pendidikan di negeri ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Sebagai sebuah organisasi sosial, kami merasa ikut bertanggung jawab. Untuk itu kami mengajak kepada komunitas/organisasi profesi dan warga masyarakat Semarang untuk bersama-sama membantu siswa/siswi berpotensi yang tidak bisa sekolah di kota tercinta ini.
Andai setiap komunitas/organisasi profesi misalnya bisa minimal membiayai 1-2 orang siswa asuh untuk dibiayai sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka akan sangat membantu program pemerintah dalam hal pengentasan pendidikan bagi siswa miskin. Sekali lagi kami mengajak semua komunitas/organisasi profesi dan siapa pun yang peduli akan dunia pendidikan serta nasib saudara kita yang tidak punya biaya dalam hal memperoleh pendidikan di Kota Semarang ini, bisa berpartisipasi dalam kegiatan ‘’Gerakan Warga Kota Peduli Siswa Berbakat’’ yang akan kita canangkan pada saat hari Kemerdekaan RI yang ke-66. Untuk informasi bisa hubungi Humas KCS, Sdr Fany di 0856-40007626 dan 085641781973Kami sudah mendatangi rumah Bapak Budi Sarwono di daerah Kelud dan berusaha membantu permasalahan yang dihadapi keluarga tersebut. Khususnya yang menyangkut pendidikan dari Adik Lia Derania, karena bagaimanapun sebagai sesama warga Kota Semarang dan sebagai wujud kepedulian kami dari Komunitas Cah Semarang, ingin meringankan beban dari keluarga Bp Budi Sarwono dengan menutup tunggakan biaya SPP yang harus dibayarkan ke pihak sekolah, sehingga Lia bisa sekolah kembali.
Kami berpendapat, pendidikan adalah sebuah keniscayaan bagi bangsa-bangsa ada di dunia. Majunya sebuah bangsa akan ditentukan seberapa berpendidikan rakyatnya. Pendidikan menjadi modal dasar untuk berkembang dalam hal apa pun. Munculnya peradaban baru dan dunia akan ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
Melihat kejadian tersebut kami dari Komunitas Cah Semarang juga sudah mendatangi sekolah Lia dan bertemu dengan kepala Sekolah Al Huda dan perwakilan Yayasan Al Huda dengan maksud menyelesaikan tunggakan SPP Lia dan membantu biaya SPP sampai yang bersangkutan lulus sekolah. Namun melihat perkembangan yang ada serta diskusi kami dengan pihak yayasan dan sekolah, pada dasarnya sangat menghargai niat kami untuk membantu, namun karena Lia sudah mendapatkan bantuan dari pihak lain, yayasan menyarankan agar bantuan diserahkan kepada ‘’Lia-Lia’’ yang lain dan jumlahnya banyak. Bahkan ada juga siswa yang sebenarnya berpotensi namun berhenti sekolah gara-gara tak punya biaya.
Kami menilai fenomena itu adalah tragedi, dan memandang pendidikan di negeri ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Sebagai sebuah organisasi sosial, kami merasa ikut bertanggung jawab. Untuk itu kami mengajak kepada komunitas/organisasi profesi dan warga masyarakat Semarang untuk bersama-sama membantu siswa/siswi berpotensi yang tidak bisa sekolah di kota tercinta ini.
Semarang, 15 Juli 2011
Ketua Umum Komunitas Cah Semarang
Nanang Agus Kristanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar