Pandawa dan tokoh pewayangan lainnya seperti Gatotkaca, Srikandi, Punakawan, dan Hanoman membuat gempar warga Kota Semarang, Jumat malam (7/10). Warga yang sedang menikmati malam di trotoar Jalan Pahlawan terkejut melihat aksi aneh ratusan orang, baik bocah, remaja maupun dewasa berkostum wayang berjalan di trotoar.
Ya, aksi ini merupakan salah satu ide gila yang diprakarsai oleh Komunitas Cah Semarang (KCS) yang bertajuk "Wayang Orang on The Street". Aksi ini dilepas oleh Wali Kota Semarang, Soemarmo HS bersama istri di Taman Menteri Supeno, kemudian konvoi tersebut menuju bundaran Videotron kemudian Simpanglima dan kembali ke tempat asal.
Dalam aksi tersebut KCS menggandeng siswa-siswi dari TK sampai SMP, seniman Ngesti Pandawa, Klub Merby, paduan suara mahasiswa Undip, serta pegiat seni lainnya seperti Didik Nini Thowok untuk memeriahkan acara.
Ketua panitia kegiatan, Saesario Indrawan menuturkan, tujuan aksi yaitu untuk menunjukan bahwa di generasi muda di Semarang masih peduli pada budaya, dan tidak ketinggalan dengan kota-kota lainnya. dirinya berharap agar wayang, batik dan keris yang sudah dipatenkan Unesco tetap menjadi idola bagi masyarakat bukan hanya filosofi belaka.
Meski digelar secara spontan dan minim persiapan, sambutan masyarakat sangat positif. Seperti salah satu bocah bernama Tika yang memerankan tokoh pewayangan Dewi Shinta ini mengaku senang, meskipun lelah karena jalan kaki. Sebab menurutnya, dengan mengikuti kegiatan ini, ia dapat melestarikan salah satu budaya Indonesia.
Pemerhati wayang sekaligus penasihat Ngesti Pandawa, Prof Edi Dharmana berharap 'Wayang Orang on The Street' bisa dikembangkan dengan mengikutsertakan potensi lokal lainnya seperti dolanan anak serta jajanan pasar.
Kegiatan "Wayang Orang on The Street" ini merupakan sebuah rangkaian acara dari KCS yang bertajuk "Cah Nom Wayangan" yang akan diselenggarakan pada Sabtu (8/10). Dalam pertunjukan wayang orang dengan lakon "Pendopo Kembang Ismoyo Jati" akan melibatkan beberapa tokoh-tokoh dari organisasi pemuda, seperti Ketua HIPMI Jawa Tengah dan beberapa tokoh pemuda lainnya. Dan yang menarik dari pentas wayang orang tersebut adalah, 80 % pemainnya adalah pemain baru.